Sejarah Kota Bandar Lampung

Gambaran Umum

Balaikota Bandar Lampung
Kota Bandar Lampung (sebelumnya bernama Tanjungkarang–Telukbetung) adalah sebuah kota sekaligus menjadi ibu kota provinsi di Provinsi Lampung, Indonesia. Jumlah penduduk Kota Bandar Lampung pada pertengahan tahun 2024 sebanyak 1.073.451 jiwa. Dengan kepadatan 5.400/km², Kota Bandar Lampung merupakan salah satu kota terpadat di Pulau Sumatra.

Balaikota Bandar Lampung
Secara geografis, kota ini merupakan gerbang utama Pulau Sumatra, tepatnya kurang lebih 165 km sebelah barat laut Jakarta, memiliki andil penting dalam jalur transportasi darat dan aktivitas pendistribusian logistik dari Pulau Jawa menuju Pulau Sumatra maupun sebaliknya.

Awal Mula Kota Bandar Lampung

Balaikota Bandar Lampung
Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung sekarang, sebelumnya Kota Bandar Lampung secara historis bernama Tanjung Karang - Teluk Betung kota ini bagian dari wilayah Way Handak Kabupaten Lampung Selatan. Pada sekitar tahun 1982 terjadi peluasan, sehingga Kota Tanjung Karang - Teluk Betung dijadikan satu yaitu Kota Bandar Lampung, yakni Ibu Kota dari pada Provinsi Lampung disebut Lampung yang artinya Sang Bumi Lampung.

Sistem nilai dan kultur Lampung menjadi satu ialah Pepadun. Masyarakat Lampung hanya memiliki satu budaya yaitu Penyimbang, namun ada dua tradisi yang mengkristal yaitu Saibatin yang cenderung aristokratis dan demokratis. Suku Lampung diyakini sebagai penyebab penggunaan bahasa Lampung, terutama di daerah perkotaan Kota Bandar Lampung.

Masa Pendudukan Belanda (1912-1942)

Balaikota Bandar Lampung
Wilayah Kota Bandar Lampung pada zaman kolonial Hindia Belanda termasuk wilayah Onder Afdeling Telokbetong yang dibentuk berdasarkan Staatsbalat 1912 Nomor: 462 yang terdiri dari Ibu kota Telokbetong sendiri dan daerah-daerah di sekitarnya.

Sebelum tahun 1912, Ibu kota Telokbetong ini meliputi juga Tanjungkarang yang terletak sekitar 5 km di sebelah utara Kota Telokbetong. Ibu kota Onder Afdeling Telokbetong adalah Tanjungkarang, sementara Kota Telokbetong sendiri berkedudukan sebagai Ibu kota Keresidenan Lampung. Kedua kota tersebut tidak termasuk ke dalam Marga Verband, melainkan berdiri sendiri dan dikepalai oleh seorang Asisten Demang.

Masa Pendudukan Jepang (1942-1945)

Balaikota Bandar Lampung
Pada zaman pendudukan Jepang, kota Tanjungkarang-Telokbetong dijadikan shi (Kota) di bawah pimpinan seorang shichō (bangsa Jepang) dan dibantu oleh seorang fukushichō (bangsa Indonesia).

Masa Kemerdekaan Indonesia

Balaikota Bandar Lampung
Sejak zaman Kemerdekaan Republik Indonesia, Kota Tanjungkarang dan Kota Telokbetong menjadi bagian dari Kabupaten Lampung Selatan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1948, kedua kota tersebut dipisahkan dari Kabupaten Lampung Selatan dan mulai dikenal dengan nama Kota Tanjungkarang-Telukbetung.

Pada tahun 1984, Telukbetung, Tanjungkarang, dan Panjang (serta Kedaton) digabung menjadi satu kesatuan Kota Bandar Lampung mengingat ketiganya sudah tidak ada batas pemisahan yang jelas.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1983, Kotamadya Daerah Tingkat II Tanjungkarang-Telukbetung berubah menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bandar Lampung. Selanjutnya, pada tahun 1999 nama resmi pemerintahan berubah menjadi "Pemerintah Kota Bandar Lampung" dan tetap digunakan hingga sekarang.

Hari Jadi Kota Bandar Lampung

Balaikota Bandar Lampung
Hari jadi Kota Bandar Lampung ditetapkan berdasarkan sumber sejarah yang berhasil dikumpulkan. Terdapat catatan bahwa berdasarkan laporan dari Residen Banten William Craft kepada Gubernur Jenderal Cornelis yang didasarkan pada keterangan Pangeran Aria Dipati Ningrat (Duta Kesultanan) yang disampaikan pada tanggal 17 Juni 1682, bahwa:

“Lampong Telokbetong di tepi laut adalah tempat kedudukan seorang Dipati Temenggung Nata Negara yang membawahi 3.000 orang.”

Berdasarkan hasil simposium Hari Jadi Kota Tanjungkarang-Telukbetung pada tanggal 18 November 1982 dan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1983 tanggal 26 Februari 1983, ditetapkan bahwa hari jadi Kota Bandar Lampung adalah tanggal 17 Juni 1682.

Perkembangan Metropolitan

Balaikota Bandar Lampung
Seiring perkembangan, pertumbuhan penduduk meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir (2010-2015), mencapai 1,1% per tahun. Penduduk meningkat dari 800.000 jiwa menjadi 1,2 juta jiwa, memicu perluasan wilayah kota ke arah barat hingga Gedong Tataan, ke timur hingga Tanjung Bintang dan Bergen, serta ke utara hingga Kecamatan Natar.

Pada tahun 1986-1989, Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum telah merancang konsep pengembangan Kota Bandar Lampung yang disebut Bandar Lampung and Surrounding Area (Blasa).

Tahun 2015, Bandar Lampung dan Kota Metro dipetakan Kementerian PUPR sebagai area metropolitan dalam cetak biru Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api Api (WPS MBBPT).

Sarana